Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Analisis biaya produksi dibedakan kepada dua jangka waktu, yaitu jangka panjang dan pendek. Jangka pendek adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Sedangkan jangka Panjang adalah jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami pertambahan.
Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat
dibedakan ke dua jenis, biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang
berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan
mentah yang dibutuhkan. Biaya tersembunyi adalah tafsiran pengeluaran terhadap
faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu. Cara menaksir pengeluaran
adalah dengan melihat pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila
produsen itu bekerja di Perusahaan lain, modalnya dipinjamkan atau
diivestasikan, dan bangunan yang disewakan. Pengeluaran tersebut berupa :
-
Pembayaran untuk keahlian kewirausahaan produsen
-
Modal dalam perusahaan
-
Bangunan Perusahaan
A.
Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek
Dalam
contoh tabel 10.1 dimisalkan tenaga kerja adalah faktor produksi yang berubah –
ubah jumlahnya, sedangkan faktor produksi lainnya adalah tetap. Apabila suatu faktor
produksi yang digunakan selalu berubah – ubah maka biaya produksi juga berubah
nilainya dan sebaliknya. Dengan demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan produsen dibedakan 2 jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu
berubah dan biaya tetap.
Analisis mengenai biaya produksi juga
memperhatikan
1.
Biaya produksi rata – rata, meliputi biaya
produksi total rata – rata, biaya produksi tetap rata – rata dan biaya produksi
berubah rata – rata.
2.
Biaya produksi marjinal : tambahan biaya
produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.
BIAYA
TOTAL dan JENIS BIAYA TOTAL
Biaya
total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep biaya
total dibedakan kepada 3 pengertian : Biaya Total (Total Costs), Biaya
Tetap Total (Total Fixed Costs) dan Biaya Berubah Total (Total
Variable Costs)
Biaya Total (TC)
Keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Kolom
(5) menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam berbagai jumlah
tenaga kerja yang digunakan. Biaya itu didapat dari mnejumlahkan TFC dan TVC .
TC
= TFC + TVC
Biaya ini dihitung dengan
menjumlahkan kolom (3) dan (4) yang berturut – turut mengemukakan data tentang
biaya total dan biaya berubah total.
Biaya Tetap Total (TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. Membeli mesin, mendirikan
bangunan, dan pabrik. Perhatikan kolom (3).
Biaya Berubah Total (TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Dimisalkan adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan untuk memperoleh pendapatan sebesar Rp 50000. Bahan mentah adalah variable yang berubah jumlah dan nilainya dalm proses produksi. Semakin tinggi produksi, semakin banyak mentah yang diperlukan. *dalam analisis ini biaya untuk memperoleh bahan mentah diabaikan. Ditunjukkan kolom (4)
Biaya Rata – Rata dan Marjinal
Dibedakan menjadi 3
pengertian : Biaya Tetap Rata – Rata (Average Fixed Costs), Biaya Berubah Rata –
Rata (Average Variable Costs) dan Biaya Total Rata – Rata (Average Total Costs).
Konsep biaya lain adalah biaya marjinal
Biaya Tetap Rata – Rata (AFC)
Dalam kolom (7) merupakan hasil pembagian kolom (3) dan
(2).
AFC
= TFC / Q
Biaya Berubah Rata – Rata
(AVC)
Dalam kolom (8) merupakan hasil pembagian kolom (4) dan
(2).
AVC
= TVC / Q
Biaya Total Rata – Rata (AC)
Dalam kolom (9) merupakan hasil penambahan kolom (7) dan
(8) atau pembagian kolom (5) dan kolom (2).
AC
= AFC + AVC atau AC = TC/Q
Biaya Marjinal (MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah
produksi sebanyak satu unit.
MCn
= TCn – TCn-1
MCn : biaya marjinal
produksi ke-n,
TCn : biaya
total pada waktu jumlah produksi adalah n
TCn-1 : biaya
total pada waktu jumlah produksi adalah n-1
·
Jumlah tenaga kerja bertambah dari 2
menjadi 3. Produksi bertambah dari 6 ke 12 unit (jadi bertambah 6 unit) dan
biaya produksi bertambah Rp 50000, yaitu dari sebanyak Rp 150000 menjadi Rp
200000. Dengan demikian, biaya marjinal adalah Rp Rp 50000/6unit = Rp 8333.
Persaman di atas kurang praktis untuk menghitung biaya marjinal. Persamaan yang baru saja diterangkan apabila tabel/data yang diberikan menunjukkan perubahan berbagai biaya apabila produksi tetap mengalami pertambahan sebanyak 1 unit. Apabila rumus yang diterangkan tidak dapat digunakan,
gunakan rumus ini :
MCn
= ΔTC / ΔQ
Perhatikan kenaikan dan
biaya produksi pada wkatu tenaga kerja ditambah dari 5 ke 6. Ternyata jumlah
produksi naik 6 unit yaitu dari 27 ke 33 unit dan biaya produksi adalah Rp 5000
dari Rp 30000 ke Rp 35000 .
MC
= 35000 – 30000 / 33 – 27 = Rp 8333
B. Bentuk
Kurva Biaya Jangka Pendek
KURVA
BIAYA TOTAL
(i)
Kurva TFC, Biaya tetap total
Berbentuk horizontal karena nilainya tidak
berubah walau berapun banyak barang yang diproduksi.
(ii)
Kurva TVC, Biaya berubah total
Bermula dari titik 0, semakin lama semakin
bertambah tinggi. Jika tidak ada produksi maka TVC = 0
(iii)
Kurva TC, Biaya total
Berawal dari pangkal TFC,Bentuk kurva pada akhirnya
semakin tegak. Hasil penjumlahan TFC dan TVC. Produksi dipengaruhi oleh hukum
hasil lebih yang semakin berkurang.
Hukum tersebut menimbulkan efek ke atas kurva TVC.
Apabila jumlah faktor berubah adalah sedikit, produksi marjinal akan meningkat
dan TVC berbentuk landai (ab). Apabila produksi semakin banyak, biaya marjinal
berkurang TVC semakin tegak (bc)
KURVA BIAYA RATA – RATA
Kurva AFC berbentuk menurun dari
kiri ke kanan bawah karena semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya
tetap rata – rata. Kurva AVC,AV dan MU mendekati huruf U karena dipengaruhi
oleh hukum hasil yang lebih semakin berkurang. Semakin berkurang jumlah
produksi Kurva AC,MC,AVC menurun dan sebaliknya.
HUBUNGAN
KURVA MC dengan AVC dan AC
Kurva AVC dan AC dipotong oleh
kurva MC pada titik terendah dari masing-msing kurva. Hal tersebut dibuat
agar tidak menyalahi hukum matematika
Pada waktu produksi sebesar 10,
nilai AVC adalah Rp 100. Maka TVC adalah 10 x 100 = Rp 1000. Jika menambah 1
unit lagi maka biaya marjinal adalah Rp 56. TVC adalah Rp 1000 + Rp 56 dan AVCnya
Rp 1056/11. Dimisalkan jika biaya marjinal Rp 155, TVC Rp 1000 + Rp 155, AVC Rp
1155/11 adalah Rp 105.
1.
Apabila MC < AVC, maka nilai AVC
menurun (kurva MC di bawah kurva AVC, kurva AVC menurun)
2.
Apabila MC > AVC, maka nilai AVC besar (kurva
MC di atas kurva AVC, kurva AVC menaik)
MENGGAMBAR KURVA MC
Menunjukkan pertambahan biaya jika produksi naik 1 unit. Dengan
demikian ada 2 tingkat produksi yang berkaitan dengan nilai tersebut. Tingkat produksi
sebelum dan sesudah kenaikan produksi.
Titik yang menggambarka
biaya marjinal harus Digambar diantara ke dua tingkat produksi. Titik marjinal
dari 6 naik ke 9, harus dibuat di Tengah antara angka tersebut. Keadaan ini
menggambarkan titik A. Perhatikan titik MC Ketika jumlah produksi betrtambah
dari 33 unit ke 38 unit, kenaikan produksi ini adalah MC = Rp 10 digambarkaan
pada Keadaan titik B.
Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. In RajaGrafindo Persada. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar